close

Tips Bangkit Dari Down Karena Dibully

Pernah gak sih ketika kamu sekolah mengalami atau menemukan kejadian dimana seseorang dikucilkan, diejek, atau ditindas dengan perlakuan fisik? Yang mana hal ini merupakan bentuk dari bullying. Nah, bagaimana perasaanmu ketika berada pada keadaan seperti bullying tersebut? Ya, mungkin saja ada yang menjadi sedih berkepanjangan, malu, menutup diri, dan merasa tidak berdaya serta merasa tidak bisa apapun, bahkan jika sudah menjadi korban bullying yang cukup parah dapat menyebabkan si korban menjadi nekat untuk bunuh diri. Untuk menghindari tindakan seperti ini, kamu harus bangkit dari fase tertekan karena bullying dan perlu hidup dengan baik meskipun pernah memiliki pengalaman bullying yang cukup membekas.

Baca Juga: Tips Buat Kamu yang Gampang Menyerah

Apakah kamu tahu apa itu bullying? Yap, Bullying merupakan perilaku  yang tidak menyenangkan secara verbal ataupun fisik, secara nyata ataupun maya. Korban dari bullying ini berdampak menjadi tidak nyaman dalam hidupnya, sakit hati, tertekan batinnya. Tindakan bullying ini sangat mengintimidasi si korban menjadi benar – benar lemah, dan secara definisinya bullying ini bersifat subjektif. Ada dua tipe korban bullying sehingga bullying dikatakan bersifat subjektif, ada korban yang menanggapi biasa saja ketika dirinya di bully, dan ada korban yang menanggi secara berlebih ketika dirinya dibully sehingga itulah mengapa korban yang seperti ini lebih cenderung menjadi incaran si pembully.

Bullying bukan hanya sekedar terjadi tanpa penyebab, tetapi bullying dapat juga terjadi karena beberapa faktor yang memicu seseorang menjadi pembully.

1. Keluarga

Karakter pembully yang terbentuk dalam diri seseorang dapat dikarenakan minimnya pengawasan dari orang tuanya, lingkungan keluarganya yang negatif, lalu hubungan orang tua yang tidak harmonis, kemudian kurang komunikasi dalam keluarganya, serta terjadi kekerasan yang dilakukan oleh orang tua kepada anak. Nah, hal – hal yang terjadi dalam keluarga ini dapat sangat memicu si anak menjadi tidak nyaman di rumah, lalu memperbesar peluang si anak untuk melampiaskan ketidakpuasannya kepada orang lain, sehingga menirukan pula tindakan kekerasan yang dilakukan oleh orang tua kepada orang lain. Maka, terbentuklah karakter si anak yang suka membully.

2. Lingkungan

Lingkungan pada hal ini meliputi sekolah, tempat kerja, komunitas atau suatu organisasi. Lingkungan yang mempengaruhi terbentuknya bullying adalah karena faktor pengawasan yang lemah. Pengawasan dari petinggi atau yang berwenang disuatu sekolah, tampat kerja dan lainnya tidak tegas menyikapi agar tidak terjadinya bullying. Kemudian, lingkungan yang sering memperlihatkan contoh perilaku bullying juga dapat meningkatkan kemungkinan terjadinya bullying.

Berdasarkan beberapa penelitian yang dilakukan di pulau jawa pada 2020 menyatakan bahwa bullying berkemungkinan dapat menimbulkan bekas luka fisik pada korban, trauma yang mendalam menyebabkan mental si korban jadi down. Dampak yang dirasakan oleh korban bullying ini bukan hanya berdampak jangka pendek, tetapi dapat memberikan dampak jangka panjang bagi korban hingga korban menjadi seseorang yang menutup diri dari lingkungan, selalu merasa tidak bisa apa – apa dan tidak punya harga diri. Namun, tak berarti orang yang menjadi korban bullying tidak bisa menggapai apa yang diimpikan, karena banyak juga yang menjadi korban dari bullying menjadi sukses dengan cara mereka bangkit dari keterpurukannya misal, Citra Scholastika.

Beberapa  cara yang dapat dilakukan agar kamu dapat segera bangkit dari rasa – rasa keterpurukan karena bullying dan segera move on dari bullying yang pernah dialami. Mari disimak!

1. Komunikasi dengan Orang Terdekat akan Perasaan

Kamu perlu berkomunikasi terkait perasaanmu itu agar orang terdekatmu juga dapat membantu dan memberikan solusi kepadamu. Selebihnya, dengan kamu komunikasi kepada orang terdekatmu, hal ini juga dapat meringankan bebanmu dari suatu masalah yang membuatmu tidak nyaman karena dibully.

2. Self-Forgiveness

Berdasarkan Fincham and May pada tahun 2019, dengan melakukan self-forgiveness sangat berperan dalam menentukan kualitas hidupmu yang pernh memiliki mengalami pahitnya bullying. Jika kamu menganggap bahwa kamu pernah dibbully karena salahmu, maka kamu harus lakukan ini. Maafkanlah dirimu, kamu dibully bukan karena salahmu.

Nah, Jika kamu telah melakukan dua cara untuk move on dari bullying yang pernah kamu alami, maka kamu bisa mulai hidupmu dengan kisah baru dan bangkit dari keterpurukan bullying.

Semoga bermanfaat, Arigatou Subete.

Alek Sander

Founder Kampusimpian.com | Penulis | Programer “You do not need to be great to start something. Do it now and do not ever put off because the chance may not come twice.”

Artikel Terkait

Back to top button