close

2 Alasan Penting Berpikir Kritis dan Rasional

2 Alasan Penting Berpikir Kritis dan Rasional – semakin banyak informasi dan kejadian yang ada – ada saja terjadi di sekitar kita bahkan dunia. Tidak heran jika kita dituntut untuk mampu menyaring segala yang kita peroleh, terutama itu didapat dari persebarannya di dunia maya. Tak jarang pula dari kita ini yang sering salah dalam menyimpulkan informasi tersebut, karena tidak mengkritisinya terlebih dahulu.

Well, pasti kalian bertanya – tanya mengapa dan seberapa pentingkah berpikir kritis dan rasional. Oh ya, jelas sekali sekarang banyak juga informasi – informasi mengenai berpikir kritis dan rasional itu apa? Esensi dari memahami keduanya itu apa?. But, here saya akan menjelaskan alasan mengapa perlu berpikir kritis dan rasional.

Baca Juga: Cara Mengetahui Apa Itu Sesat Berpikir (Logical Fallacy)

Seseorang yang mampu berpikir kritis terkadang suka nampak menyebalkan di pandangan kamu, bukan? Ya, karena terkadang hanya karena mereka terlalu kritis dan rasional suka membuat kita skakmat dalam berargumen. Sebetulnya, berpikir kritis bukan mengenai menyebalkan atau tidaknya seseorang tersebut. Tetapi, berpikir kritis ialah tentang dimana seseorang tersebut mampu mengolah pola pikirnya menjadi lebih hati – hati dalam menentukan, memilih dan memperhatikan banyak kemungkinan dari berbagai sudut pandang secara rasional.

Baca Juga: Cara Mudah Meningkatkan Kemampuan Critical Thinking Kamu

Nah, pada intinya alasan berpikir kritis dan rasional tergolong dalam dua hal yang akan saya jelaskan sebagai berikut.

1. Informasi yang berlebihan (overload)

Jika ditinjau dari semakin berkembang pesatnya dunia ini dari berbagai aspek, terutama dalam  aspek teknologi. Semakin canggih teknologi sekarang ini menjadi salah satu wadah pendukung untuk suatu informasi tersebar dengan begitu cepat hanya dalam hitungan waktu sepersekian detik saja. Sehingga banyak sekali informasi dari berbagai kategori informasi yang dijumpai setiap harinya dalam berbagai media seperti; facebook, instagram, twitter, whatsapp dan lainnya.

Spesifiknya saja misal, ada suatu berita yang mana berita ini tiba – tiba menjadi viral dikalangan warganet hingga keseluruh penjuru dunia, dan berita tersebut benar – benar menggemparkan di berbagai media sosial serta seisinya. Sedangkan kamu sendiri belum mengetahui dimana letak kebenaran berita tersebut; apakah hanya sekedar hoax?, atau hanya sekedar mencari sensasi saja? Ya, tentunya kamu menyimpulkan berita tersebut secara sepihak tanpa menganalisis dan mempertimbangkan terlebih dahulu apakah berita itu memang benar nyatanya, atau sekedar hoax belaka.

Oke, contoh lainnya yang lebih sederhana yaitu dalam kehidupan sehari – harimu. Kamu sering dan selalu saja di-ghosting­ oleh banyak pilihan dimulai dari; memilih makanan, mau minum apa, belanja apa dan masih banyak lagi. Nah, hal seperti ini sering terjadi karena kamu kurang mengkritisinya sehingga kamu kebingungan hendak memilih apa, yang mana, inikah, itukah. Oh, sungguh menyebalkan ya.

Yap, sederhananya lagi pada contoh yang satu ini, Kamu menginstall sebuah aplikasi di apps store ponsel kamu misalnya, facebook. Setelah kamu menginstallnya aplikasi akan meminta kamu untuk approve access to contact diponsel kamu, lalu kamu tanpa pikir panjang lagi untuk memberikan izin  dan pasti kamu  mikir begini “yaudah sih, bolehin aja akses ke kontak aku, toh facebook kan aplikasi yang booming sedunia, pasti dataku aman”. Well, hey! Kamu seharusnya pikirkan lagi hal itu, dengan kamu mengizinkan facebook akses data pribadi atau info tentang info ponsel kamu, itu artinya kamu sudah membuka celah data kamu dibocorkan. Coba kamu bayangkan saja, pernah ada kasus dimana sekian juta data pengguna akun facebook bocor karena di hack oleh oknum – oknum yang tidak bertanggung jawab untuk kepentingan yang tidak kita ketahui apa. So, jangan heran juga posen kamu sering kali mendapatkan iklan – iklan yang tidak jelas dan bahkan virus – virus aneh bermunculan.

Bijaklah kamu dalam bermain gawai, ketahui fungsi baik dan buruk dari kegunaan suatu media sosial manapun. Ingatlah, kamu tidak lagi berada pada masa dimana teknologi belum berkecukupan. Kamu berada pada masa dimana saat ini teknologi sudah semakin canggih, dan infomasi menjadi overload yang artinya kamu harus bisa mengkritisi dengan rasional untuk menerima informasi tersebut. Jangan sembarangan ikut memviralkan dan ikut panik akan suatu informasi tanpa diketahui fakta nyata dari informasi itu sendiri.

2. Demokrasi

Dari rakyat oleh rakyat dan untuk rakyat, itulah esensi yang sebenarnya dari demokrasi itu sendiri. Perihal hak masyarakat dalam pilih memilih terutama mengenai politik sudah pasti semua derajatnya sama, tidak ada yang lebih utama ataupun yang terbelakang. Masyarakat bebas dalam memilih, dan hasil dari pilihan masyarakat secara mayoritasnya menjadi keputusan yang akan disepakati bersama.

Tetapi, apakah masyarakat sudah dengan benar mempertimbangkan pilihannya? Atau mereka telah memilih karena terhasut oleh logical fallacy saat kampanye sebelum pemilihan? Itu artinya masyarakat telah memilih dengan keputusan yang tak berdasarkan kritisi dan logika secara rasional, mereka telah memilih hoax.

Pengaruh manipulasi politik oleh para oknum yang sengaja ingin memanfaatkan suara rakyat saja untuk kepuasan pribadi. Sehingga dampaknya adalah pemimpin yang dipilih tidak sesuai dengan kriteria pemimpin yang diinginkan rakyat. Pemimpinnya buruk, tidak berkualitas, hukum – hukum yang terbentuk adalah hukum tanpa keadilan, perekonomian negara menjadi tidak stabil dan masih banyak lagi hingar – bingar yang akan terjadi pada negara tersebut.

So, you can know yoa bahwa kamu harus berpikir secara kritis dan rasional dalam memutuskan sesuatu. Keberhasilan suatu negara bukanlah dari seberapa tinggi tingkat pendidikan suatu pemimpin, tetapi berdasarkan pilihan rakyat yang memilih secara kritis dan rasional.

Semoga bermanfaat, Arigatou. :)

Alek Sander

Founder Kampusimpian.com | Penulis | Programer “You do not need to be great to start something. Do it now and do not ever put off because the chance may not come twice.”

Artikel Terkait

Back to top button