close

Jangan Membandingkan Diri Kamu dengan Orang Lain

Apakah kamu suka membandingkan diri dengan orang lain? Sebagai makhluk sosial, menjadi sesuatu yang wajar bagi kamu ketika membutuhkan interaksi dengan orang lain. Entah itu interaksi secara langsung, maupun melalui perantara media sosial. Ketika berinteraksi dengan orang lain, bisa dibilang kamu cenderung ingin menunjukkan sisi terbaik kamu kepada mereka. Mulai dari penampilan fisik, kondisi finansial, sampai kesuksesan yang kamu miliki.

Sebenarnya wajar saja ketika kamu pernah membandingkan diri dengan orang lain. Hal Itu dikarenakan sifat manusia yang tidak pernah merasa puas dengan apa yang dia miliki. Namun, membandingkan diri secara berlebihan tentu juga gak baik bagi diri kamu.

Ada nih alasan kenapa kamu sering membanding-bandingkan diri dengan orang lain, dan bagaimana sih cara mengubahnya menjadi hal yang positif? Yuk simak ulasannya.

Alasan Kebiasaan Membandingkan Diri

Menurut pencetus teori perbandingan sosial Leon Festinger, sebagai makhluk sosial kamu akan selalu membutuhkan penilaian dari lingkungan sosial. Mulai dari penilaian seputar penampilan fisik, kesuksesan diri, sampai kemampuan sosial yang kamu miliki. Hal itulah yang membentuk kebiasaan membandingkan yang kamu miliki.

Kebiasaan membandingkan diri juga dapat menimbulkan suatu fenomena yang sering disebut sebagai “pansos”, alias panjat sosial. Itu salah satunya mungkin seringkali kamu lakukan melalui berlomba untuk terlihat lebih “baik” daripada orang lain. Mulai dari pamer menggunakan pakaian bermerek, menyetir mobil mewah, foto di rumah mewah, sampai mengunggah instastory lagi makan di restoran mewah. Dengan harapan, orang lain memberikan penilaian positif terhadap diri kamu sehari-harinya dengan kata lain hidup kamu terlihat sempurna.

Pada dasarnya gak ada yang salah ketika kamu mengunggah kehidupan sehari-hari ke media sosial. Namun, dampaknya akan muncul perasaan negatif seperti insecure dalam diri kamu jika ada sesuatu yang gak bisa kamu miliki.

Berikut merupakan cara mengubah kebiasaan membandingkan diri menjadi sesuatu yang positif.

1. Mencari Kesamaan dengan Orang Lain

Kamu bisa mengidentifikasi kesamaan diri kamu dengan seseorang yang kamu bandingkan. Mulai dari kesamaan asal daerah, ketertarikan akan suatu hal, sampai kepribadian yang kalian berdua miliki. Melalui itu, kamu bisa menyadari bahwa kalian berdua gak jauh berbeda, dan kamu jadi termotivasi untuk jadi lebih baik seperti dirinya. Dengan begitu, ini bisa mengubah kebiasaan membandingkan diri kamu menjadi hal yang positif.

Misalnya, kamu lagi merasa rendah diri jika dibandingkan dengan teman kamu yang telah memulai usaha bisnis. Nah, setelah dipikir-pikir, kalian berdua berkuliah di universitas yang sama dan jurusan yang sama. Dari situ, kamu bisa belajar apa yang membuat dirinya bisa lebih sukses, seperti mungkin dia berani mengambil resiko terhadap suatu hal. Dengan begitu, kebiasaan membandingkan diri dapat membuat diri kamu termotivasi jadi lebih baik.

2. Mengapresiasi Keberhasilan Orang Lain

Kamu bisa membiasakan diri untuk memberi apresiasi atas keberhasilan yang dicapai orang lain. Ini mungkin memang terdengar berlawanan dengan mengurangi kebiasaan membandingkan diri. Namun, itu bisa meningkatkan emosi positif dalam diri kamu.

Misalnya, teman kamu ada yang berhasil menjuarai suatu perlombaan debat antar universitas. Hal itu mungkin membuat kamu membandingkan diri kamu dengan kesuksesan teman kamu tersebut. Nah, kamu bisa mencoba mengapresiasi keberhasilan dirinya, guna meningkatkan emosi positif yang kamu miliki. Harapannya, mengapresiasi keberhasilan orang lain dapat mengubah kebiasaan membandingkan diri kamu menjadi positif.

Dalam tahap ini, jangan lupa kalau diri kamu juga butuh apresiasi, jadi setiap kali kamu lagi down, cobalah apresiasi diri kamu sendiri, mulailah menghargai apa yang kamu miliki dan apa yang telah kamu lalui untuk sampai sejauh ini.

3. Bercerita kepada Orang Terdekat

Kamu bisa bercerita kepada orang terdekat ketika merasa sedih akibat membandingkan diri dengan orang lain. Entah itu dengan sahabat, keluarga, sampai pasangan kamu. Ini berguna untuk melampiaskan emosi diri kamu, dan mendapatkan pandangan yang lebih objektif mengenai kesedihan yang kamu rasakan itu. Dengan begitu, ini dapat membantu kamu untuk merasa lebih baik ketika membandingkan diri dengan orang lain.

Misalnya, kamu lagi merasa sedih akibat merasa tertinggal dari teman kamu yang sudah mendapatkan pekerjaan, sedangkan kamu belum. Nah, kamu bisa menceritakan itu kepada orang terdekat, seperti pasangan tercinta. Itu dapat membantu kamu untuk melampiaskan emosi, dan mendapat masukan dari dirinya. Harapannya, bercerita kepada orang terdekat dapat membantu kamu menghadapi kesedihan akibat membandingkan diri dengan orang lain.

Tidak ada yang salah ketika kamu membandingkan diri dengan orang lain dalam sehari-harinya. Perlu diingat bahwa membandingkan diri dengan orang lain gak selalu berarti negatif. Itu salah satunya bisa membantu kamu mengoreksi kekurangan diri, dan memotivasi kamu untuk menjadi lebih baik. Namun, sebaik apapun kita, selalu ada orang yang lebih baik daripada kita. Oleh sebab itu, cobalah untuk sekali-kali melihat ke bawah, untuk membuat kamu belajar untuk bersyukur.

Alek Sander

Founder Kampusimpian.com | Penulis | Programer “You do not need to be great to start something. Do it now and do not ever put off because the chance may not come twice.”

Artikel Terkait

Back to top button