close

Kesulitan Menjadi Perfeksionis Pemicu Depresi

Apakah kamu sering merasa suatu hal yang ingin kamu lakukan sulit sekali mencapai titik sempurna? Misalnya, kamu sudah membuat tugas  kuliahmu, tetapi ketika ingin dipresentasikan kamu merasa bahwa tugasmu itu masih belum selesai dengan sempurna sehingga kamu merasa kamu belum maksimal mengerjakannya dan kamu ingin memperbaikinya sampai kamu betul – betul yakin bahwa itu sudah sempurna, namun sayangnya tugas tersebut sudah habis tenggatnya dan kamu harus mengumpulkannya pada dosenmu. Alhasil, kamu terus memikirkannya “apakah aku mendapatkan nilai maksimal ya dengan tugas tadi?” dan jika kamu merasa pekerjaanmu tidak maksimal, kamu akan menyalahkan dirimu sendiri. Apakah kamu menyadari, bahwa sikapmu yang seperti itu merupakan perfectionism atau perfeksionis.

Baca Juga: Depresi dan Kurang Iman

Well, kamu perlu mengetahui mengenai apa itu perfectionism. Sebetulnya, sangat bagus sekali jika kamu adalah seseorang yang bertarget tinggi terhadap apa yang kamu lakukan, dan kamu ingin apa yang kamu lakukan dapat selesai dan tercapai dengan sempurna. Tetapi, jika kamu sudah menjadi seseorang yang sangat anti dengan sedikit kegagalan dan kesalahan, ya meskipun kesalahan itu hanya sedikit dan jika itu terjadi kamu akan langsung merasa begitu down lalu menyalahkan diri kamu. itu artinya kamu sudah pada fase berbahaya, tidak sehat, dan kamu sudah terjebak dalam circle perfectionism. Perfectionism merupakan standar yang menetapkan standar performa tinggi dan berhubungan dengan kecenderungan untuk melakukan kritik diri secara berlebihan.

Baca Juga: Kenapa Orang Bisa Mengalami Depresi?

Nah, jika kamu adalah seorang yang perfectionism kamu akan menganggap hidupmu itu seperti daftar nilai yang isinya harus dengan grade A semua. Sebagai orang yang perfeksionis sangat menolak kegagalan, hingga dapat bertahan untuk tidak melakukan apapun daripada melakukan akan menyebabkan kegagalan, dan jika gagal kamu akan langsung menganggap itu sebagai suatu kecacatan. Ketahuilah, hidup dalam perfectionism sangat besar kemungkinan untuk memicu depresi, karena cenderung menerapkan standar yang tinggi dan ketika suatu target yang ingin kamu capai tidak terwujud kamu akan mengkritik dirimu sendiri dan merasa itu suatu kesalahan besar olehmu, yang pada akhirnya dengan self-critic ini akan memunculkan perasaan negatif yang bisa menyebabkan depresi.

Baca Juga: 5 Ciri Seseorang Sedang Mengalami Depresi

Penyebab seseorang menjadi sosok yang perfeksionis dikarenakan menganggap bahwa adanya kesempurnaan merupakan cara untuk mendapatkan cinta, perhatian, serta meraih harga diri yang tinggi. Kemudian, mempunyai persepsi bahwa tidak ada yang mau menerima sesuatu tanpa kesempurnaan, sehingga kamu membuat standar sendiri bahwa jika dengan kesempurnaan dan banyak pencapaian akan membuatmu menjadi sosok yang layak dicinta, dihargai, dan berharga diri tinggi. Padahal ya, tidak berarti demikian untuk dapat dihargai dimata orang lain, ya kamu bisa berharga dan terpandang dengan caramu tanpa harus didasar dengan kesempurnaan. Lalu, latar belakang keluargamu yang cukup punitif terhadap kegagalan juga dapat menjadi pemicu kamu menjadi sosok yang perfeksionis, karena jika terjadi suatu kesalahan padamu ya orang tuamu memberikan hukuman yang cukup berlebihan padamu. Sehingga, hal tersebut terekam dalam otakmu dan kamu jadi terdorong untuk melakukan segala sesuatu dengan sempurna.

“Hidup itu keras, perfectionism makin mempersulit hidup”

Namun, jika kamu sudah berlebihan menjadi seseorang yang perfeksionis hingga menyebabkan kamu bisa down jika terjadi kegagalan atau kesalahan, dan kamu jadi sering mengkritik diri sendiri secara berlebihan. Maka, kamu perlu melakukan beberapa cara untuk mengurangi sikap perfeksionismu itu, agar kamu dapat melakukannya sesuai dengan standar yang sewajarnya. Oke, mari disimak caranya!

1. Belajarlah Untuk Menerima Suatu Kegagalan

Terimalah suatu kegagalan itu sebagai hal yang wajar dan kamu harus mencoba belajar dari kegagalan untuk menjadi lebih baik. Jadikanlah suatu kegagalan sebagai suatu media pembelajaran dalam menjalani proses mencapai suatu target. Kamu mungkin bisa mempersiapkan kegagalanmu dengan membuat suatu rencana untuk kegagalan A, dan melakukan rencana B, dan seterusnya agar kamu tidak terjebak dalam kegagalan tanpa solusi.

2. Lakukan Refleksi Pada Proses

Lakukanlah refleksi terhadap proses jika suatu kegagalan sudah terjadi, kamu dapat menanyakan pada dirimu mengenai hal apa saja yang sudah kamu lakukan dengan baik? lalu, hal apa yang tidak bekerja dengan baik pada proses ini? Kemudian, tanyakan apa yang bisa kamu pelajari dari kegagalan yang terjadi?. Nah, dengan melakukan refleksi pada proses kamu akan dapat terbantu untuk menjadi lebih belajar dari suatu kegagalan dan kamu dapat mengambil hikmah dari suatu kegagalan.

3. Menyadari dan Mengurangi Intensitas Perfeksionis

Sadarilah perilaku perfeksionis yang sering muncul dalam pikiranmu dan kurangilah intensitasnya. Kamu dapat menulis jurnal atau menulis diary untuk menuliskan pikiran – pikiran perfeksionis dalam pikiranmu. Sehingga kamu dapat lebih baik dalam mengendalikan perilaku perfeksionismu.

4. Melatih Self-Compassion

Self-Compassion ini merupakan sikap positif terhadap diri sendiri, terbuka dan sadar akan penderitaan yang dialami, serta untuk tidak menghakimi kekurangan atau suatu kesalahan yang diperbuat olehmu. Yang artinya kamu harus belajar menjadi baik pada dirimu sendiri, misalnya kamu gagal memenangkan suatu perlombaan dan kamu berkata pada dirimu sendiri “terimakasih sudah melakukan yang terbaik, dan pasti akan menjadi terbaik lgi di lain kesempatan”.

Perfectionism dapat terbentuk karena kamu menetapkan standar yang terlalu tinggi, dan jika sudah terjadi dalam dirimu kamu perlu untuk mengatasinya dengan melakukan cara yang sudah saya jelaskan diatas.

Semoga Bermanfaat, Thanks.

Alek Sander

Founder Kampusimpian.com | Penulis | Programer “You do not need to be great to start something. Do it now and do not ever put off because the chance may not come twice.”

Artikel Terkait

Back to top button